Investasi
jangka panjang adalah penanaman sebagian kekayaan suatu perusahaan pada
perusahaan lain dengan maksud untuk memperoleh pendapatan tetap dan atau untuk
menguasai atau mengendalikan perusahaan tersebut.
Investasi
jangka panjang dapat berupa:
1. Penyertaan dalam bentuk saham, obligasi,
dan surat berharga lainnya.
2. Dana untuk melunasi utang jangka panjang
atau dana khusus lainnya.
3. Aktiva lain-lain, seperti pembelian
tanah dengan rencana penggunaan dimasa yang akan datang.
A.
INVESTASI
DALAM SAHAM
Investasi
dalam bentuk saham merupakan pembelian / penyertaan / kepemilikan perusahaan
lain dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan yang berupa deviden.
Keuntungan
lainnya bisa berupa Control Management: yaitu
hak menentukan kebijakan atas perusahaan yang dibeli. Control management
diperoleh jika kepemilikan saham mencapai jumlah mayoritas. Perusahaan yang
melakukan investasi saham disebut Perusahaan
Induk (Parent Company) sedangkan perusahaan yang mengeluarkan saham disebut
Perusahaan Anak (Subsidiary Company)
hubungan keduanya biasa disebut Perusahaan
yang berafiliasi (parent Subsidiary Affiliation).
Perusahaan
yang melakukan investasi dalam bentuk saham mempunyai maksud antara lain:
·
Memperkokoh
jaringan pasar
·
Memperkuat
distribusi
·
Menjaga
suplai bahan baku
·
Memperkuat
manajemen
Tujuan
Investasi dalam Saham
·
Mendapatkan
hak pengendaliam yang cukup terhadap perusahaan lain.
·
Memiliki
hak suara dalam pemilihan dewan direksi
·
Memperoleh
pendapatan deviden selama masa investasi
•
Perusahaan/orang yg memiliki saham perusahaan disebut
Investor
•
Perusahaan yg mengeluarkan saham disebut
Investee/ Emiten
•
Besarnya jumlah saham yang dibeli (proporsi kepemilikan) akan menentukan
metode pencatatan
•
Metode pencatatan :
a.
Metode harga pokok (cost method)
b.
Metode kekayaan (equity method)
METODE
HARGA PEROLEHAN /HARGA POKOK
•
Investor memegang<20% saham beredar
•
Prosedur pencatatan= investasi sementara
•
Jurnal Perolehan:
Investasi
pada saham xx
Kas xx
CONTOH
•
1 Mei 2005 PT PADMA membeli 200 lbr saham PT.OMBO nominal Rp.
10.000/lbr, kurs di bursa saham 105%, komisi Rp. 150.000
•
Jurnal
Investasi
pada saham Rp. 2.250.000
Kas Rp.
2.250.000
Harga perolehan per lembar:
Rp.2.250.000:200
lbr = Rp. 11.250,-
B.
DEVIDEN
Merupakan bagian laba yang
dibagikan kepada para investor
Macam deviden:
·
Deviden
kas
Deviden
yang berupa uang tunai
·
Deviden
Saham
Deviden
yang berupa saham sejenis dengan saham yang beredar dan tidak dapat diakui
sebagai pedapatan.
Jumlah
lembar saham investor bertambah tetapi total harga perolehan tetap, Hpo
perlembar berubah.
Tidak
ada jurnal hanya dicatat dalam Memorandum karena tidak ada pengorbanan
ekonomis.
C.
STOCK
SPLITS UP
·
Pemecahan nilai nominal per lbr yg dilakukan oleh emiten
·
Tujuan:
i.
Harga lebih terjangkau
ii.
Jumlah lbr saham lebih banyak
·
Total harga perolehan tidak berubah tetapi HPo per lbr menjadi lebih kecil
dan saham lama ditarik untuk diganti dgn nilai nominal baru
·
Tidak ada jurnal
•
PT OMBO mengeluarkan 2000 lbr saham, nominal Rp.10.000, kemudian di
splits up menjadi Rp. Rp. 5000
•
Maka
PT PADMA memiliki lembar saham
menjadi:
300 lbr x 2 = 600 lbr, nominal
Rp.5000
HPo per lembar ?
Rp.2.250.000 : 600 lbr = Rp.3.750,-
D.
HAK
BELI SAHAM
•
Hak istimewa diterima investor dalam membeli saham baru dgn harga
dibawah harga pasar
•
Satu lembar saham = satu lembar HBS
•
HBS yg diterima mempunyai harga pasar/nilai ekonomis
•
HPo investasi saham sebelumnya dialokasi ke HBS dgn rumus:
•
Alokasi ke HBS:
Hrg Pasar HBS
X
HPo shm semula
H.Psr tnpa HBS + HPsr HBS
•
HPo saham setelah alokasi ke HBS:
H.Psr tnp HBS X HPo shm semula
HPsr tnp HBS + HPsr HBS
•
Misal:
PT OMBO mengeluarkan 1000 lbr shm
baru, nominal Rp.5000. Setiap lbr shm lama akan memperoleh 1 lbr HBS. Shm baru
bisa dibeli pemegang shm lama shrg Rp.4000/lbr dgn menyerahkan 4 lbr HBS. Pada
saat HBS dibagikan hrg psr shm baru tanpa HBS Rp.6000 dan hrg psr HBS Rp.400
•
Maka PT PADMA yg memp 600 lbr HBS dgn HPo: Alokasi ke HBS:
Rp.400 X
Rp.2250.000 = Rp.140.625
Rp.6000+Rp.400
-
Jurnal:
Investasi
pada HBS Rp.140.625
Investasi saham Rp. 140.625
HPo per
lembar:
Rp. 140.625
: 600 lbr = Rp. 234
•
Pembelian saham dgn HBS
HPo saham = harga beli + HPo HBS yg
diserahkan
Misal: PT PADMA membeli 100 lbr
saham baru PT OMBO, nominal Rp. 5000
Perhitungan:
H.beli : 100 x Rp. 4000 = Rp. 400.000
HBS : 4 x 100 lbr x Rp.234 = Rp.
93.600
HPo 100 lbr saham baru = Rp. 493.600
Jurnal :
Investasi saham Rp. 493.600
Investasi
pada HBS Rp. 93.600
Kas Rp.
400.000
•
Penjualan HBS sebelum kadaluwarsa
H Jual > HPo investasi pada HBS LABA
Jurnal
Kas XX
Investasi pada HBS XX
Laba Penjualan XX
•
HBS yg kadaluwarsa & belum terjual diakui sbg kerugian sbsr hrg
perolehan
•
Jurnal:
Rugi HBS
kadaluwarsa XX
Investasi pada HBS XX
E. METODE EKUITAS
•
Investor memegang 20%-50% shm beredar dari emiten
•
Pada awal investasinya dicatat menurut HPo
•
Memiliki pengaruh signifikan terhadap kegiatan pembiayaan &
operasional emiten
•
Laba bersih & dividen kas dari emiten juga dicatat oleh investor
•
LABA, Jurnal:
Investasi saham XX
Pendapatan Investasi XX
•
DIVIDEN KAS, Jurnal:
Kas XX
Investasi saham XX
Misal:
PT
YOYO membayar Rp.40.000.000 untuk mendapatkan 40% shm biasa PT OMBO
•
Jurnal:
Investasi shm PT OMBO Rp.40.000.000
Kas Rp.40.000.000
PENJUALAN
INVESTASI SAHAM
Selisih nilai penjualan & nilai
buku Investasi diakui sbg LABA/RUGI
Jurnal:LABA:
Kas XX
Investasi saham XX
Laba penjualan inv saham
XX
F. PENARIKAN SAHAM OLEH EMITEN
•
Seperti penjualan, LABA/RUGI penarikan diakui, apabila ada selisih
antara HPo dgn kurs penarikan.
PENILAIAN
-
Disajikan di Neraca sbsar HPo
-
Apabila ada penurunan nilai saham sementara
-
Jurnal:
Kerugian penurunan
N.Inestasi XX
Penyisihan
penurunan N Invest XX
•
Apabila penurunan bersifat permanen
Jurnal:
Kerugian penurunan N Investasi XX
Investasi pada saham
XX
NERACA
Investasi
saham XX Laba ditahan XX
Penysh
pe N.Inv
(XX) Kerug pe N.Inv (XX)