Wednesday 30 October 2013

proses pencatatan

PROSES PENCATATAN
A.    Makna akun dan manfaat akun dalam proses pencatatan
Sebuah sistem akuntansi dirancang untuk menunjukkan kenaikan ataupun penurunan saldo masing-masing komponen laporan keuangan. Kenaikan ataupun penurunan saldo ini harus dicatat secara terperinci dan terpisah untuk setiap komponen laporan keuangan. Catatan akuntansi yang terperinci dan terpisah inilah dinamakan sebagai akun ( perkiraan ).
Jadi, akun adalah catatan akuntansi mengenai kenaikan atau penurunan saldo dari masing-masing aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban. Daftar yang memuat mengenai keseluruhan kode (nomor) dan nama akun disebut bagan perkiraan (chart of accouns). Kode dan nama akun yang terdapat di dalam daftar merupakan kode dan nama akun yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mencatat dan mengklasifikasikan setiap transaksi bisnis ( peristiwa ekonomi ) yang terjadi. Sesungguhnya, akun identik dengan komponen laporan keuangan, contohnya adalah akun kas, akun piutang usaha, dan seterusnya. Contoh chart of accounts (COA) :
1.      AKTIVA
1.1     Kas
1.2     Piutang usaha
1.4     Perlengkapan kantor
1.5     Asuransi dibayar di muka
1.7     Peralatan kantor
1.8     Perabot kantor
2.      KEWAJIBAN
2.1     Utang
2.3     Sewa diterima di muka
3.      EKUITAS PEMILIK
3.1     Modal
3.2     Prive
4.      PENDAPATAN
4.1.   Pendapatan usaha
4.2.   Pendapatan sewa
4.3.   Pendapatan bunga
5.      BEBAN
5.1     Beban gaji
5.2     Beban iklan
5.3     Beban sewa kantor
5.4     Beban utilitas
5.9     Beban rupa-rupa
Bentuk baku dalam penyusunan chart of accounts dan yang telah diterapkan di kebanyakan perusahaan adalah bahwa pengelompokan kode (nomer) 1 selalu dimulai dari akun-akun aktiva, lalu diikuti dengan akun-akun dari kelompok utang, ekuitas, pendapatan, dan beban.
Hal yang perlu diperhatikan dalam proses penyusunan COA adalah penerapan flexible numbering system (sistem penomoran yang fleksibel), di mana sebuah kode dan nama akun yang baru akan dapat ditambah (disisipkan) tanpa mengubah urutan kode akun lainnya yang telah ada. Hal ini tujuannya tidak lain adalah kalau nantinya ternyata terdapat penambahan akun baru ini haruslah tetap memenuhi persyaratan urutan tingkat likuiditas.
Bentuk format yang paling sederhana untuk menunjukkan kenaikan dan penurunan saldo masing-masing komponen laporan keuangan adalah dengan menggunakan model T account.
Nama Akun
Mutasi Debit (Dr)
Mutasi Kredit (Kr)
Dengan memahami persamaan dasar akuntansi, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap transaksi akan mempengaruhi paling tidak dua akun, bahkan bisa lebih dari dua akun. Dalam akuntansi, pencatatan transaksi ke dalam jurnal dilakukan atas dasar double-entry system di mana salah satu dari dua akun tersebut akan dicatat di sebelah debit dan akun satunya lagi dicatat di sebelah kredit. Dengan kata lain, jumlah antara sisi debit dan sisi kredit dalam sebuah jurnal haruslah seimbang.[1]
B.     Definisi Debit dan Kredit
Dalam persamaan akuntansi terdapat istilah debit dan kredit. Debit dan kredit digunakan untuk membedakan penambahan dan pengurangan dari setiap akun. Tata letak debit wajib berada pada sisi sebelah kiri dan sebaliknya untuk kredit wajib berada di sisi sebelah kanan.
Jika kita hubungkan antara debit dan kredit dengan persamaan akuntansi bisa diilustrasikan sebagai berikut :
Keterangan
Harta
Kewajiban
Modal
Penambahan (+)
Debit
Kredit
Kredit
Pengurangan (-)
kredit
Debit
Debit

Setiap akun memiliki saldo normal, untuk harta akun normalnya adalah debit atau jika ada penambahan berada di sisi debit dan jika ada pengurangan berada di sisi kredit. Untuk kewajiban akun normalnya adalah kredit atau jika ada penambahan berada di sisi kredit dan apabila ada pengurangan berada di sisi debit. Modal akun normalnya adalah sama dengan akun normalnya kewajiban. Jika jumlah debit lebih besar daripada jumlah kredit, suatu akun dikatakan memiliki saldo debit.
    

Jika jumlah kredit lebih besar daripada jumlah debit, suatu akun dikatakan memiliki saldo Kredit.
      

Contoh : Drs. Thomas Nelson  menginvestasikan uang sebesar Rp 1.000.000 yang alokasinya dari pinjaman sebesar Rp 250.000 dan uang pribadi Rp 750.000[2]
Akun
Debit
Kredit
Harta
1.000.000

Kewajiban

250.000
Modal

750.000

C.    Mengidentifikasi langkah dasar dalam proses pencatatan
1.       Jurnal
Jurnal adalah Alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis ( berdasarkan urut waktu terjadinya ) dengan menunjukan rekening yang harus didebit dan dikredit beserta jumlah rupiahnya masing – masing.
Dalam akuntansi, proses pencatatan selalu dimulai dengan menganalisis setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Analisis ini mengandung pengertian bahwa seorang akuntan harus dapat menentukan pengaruh dari masing-masing transaksi terhadap akun. Setelah transaksi dianalisis, langkah selanjutnya adalah mencatat kandungan informasi yang ada pada setiap transaksi ke dalam jurnal ( tentu saja setelah kandungan informasi tadi diterjemahkan ke dalam akun-akun ).
Transaksi dicatat ke dalam jurnal secara kronologis, yaitu berdasarkan urutan waktu terjadinya transaksi. Jurnal akan memperlihatkan pengaruh setiap transaksi terhadap akun dalam bentuk debit kredit. Lewat debit dan kredit inilah kita dapat melihat kenaikan ataupun penurunan atas saldo masing-masing akun terkait.
Contoh : Berikut ini adalah serangkaian transaksi yang terjadi pada kantor akuntan publik milik Drs. Thomas Nelson selama bulan pertama operasionalnya, yaitu bulan Oktober 2013.
01   Okt           Drs. Thomas Nelson  menyetor uang kas ke dalam perusahaan sebagai modal awal sebesar  Rp 30.000.000
02   Okt           Dibayar sewa kantor bulan Oktober sebesar Rp  7.000.000
02   Okt           Dibeli peralatan kantor berupa komputer seharga Rp14.000.000 Dalam hal ini, perusahaan membayar tunai Rp 10.000.000 dan sisanya akan dibayar di kemudian hari.
03   Okt          Dibeli tunai perabot kantor berupa meja dan kursi seharga Rp 3.000.000
04   Okt           Dibeli tunai perlengkapan kantor berupa kertas print dan alat tulis kantor seharga Rp 1.400.000
11   Okt           Diterima kas dari klien, PT. Langga Internusa, atas jasa konsultasi sistem akuntansi klien sebesar Rp 1.850.000
13   Okt           Dibayar sebagian uang atas transaksi tanggal 2 Oktober yang lalu, yaitu sebesar Rp 1.500.000
16   Okt           Diterima kas dari klien, PT. Wahana Mandiri, atas jasa penyusunan laporan keuangan tahun 2012 yang lalu sebesar Rp 2.000.000. Sedangkan sisanya sebesar Rp 1.500.000 baru akan dilunasi oleh klien dalam jangka waktu dua minggu kemudian.
19   Okt           Dibeli tambahan perlengkapan kantor berupa kertas print secara kredit sebesar Rp 400.000
25   Okt           Dibayar gaji karyawan sebesar Rp 2.000.000
27   Okt           Dibayar utang atas transaksi tanggal 19 Oktober yang lalu
28   Okt           Dibayar beban utilitas pemakaian listrik dan telepon sebesar Rp 250.000
Tgl
Nama Akun
COA
Dr
Kr
1 Okt

2 Okt

2 Okt


3 Okt

4 Okt

11 Okt

13 Okt

16 Okt


19 Okt

25 Okt

27 Okt

28 Okt
Kas
Modal Drs. Thomas
Beban Sewa Kantor
Kas
Peralatan Kantor
Kas
Utang
Perabot Kantor
Kas
Perlengkapan kantor
Kas
Kas
Pendapatan Usaha
Utang
Kas
Kas
Piutang Usaha
Pendapatan Usaha
Perlengkapan Kantor
Utang
Beban Gaji
Kas
Utang
Kas
Beban Utilitas
Kas
1.1
3.1
5.3
1.1
1.7
1.1
2.1
1.8
1.1
1.4
1.1
1.1
4.1
2.1
1.1
1.1
1.2
4.1
1.4
2.1
5.1
1.1
2.1
1.1
5.4
1.1
30.000.000

7.000.000

14.000.000


3.000.000

1.400.000

1.850.000

1.500.000

2.000.000
1.500.000

400.000

2.000.000

400.000

250.000


30.000.000

7.000.000

10.000.000
4.000.000

3.000.000

1.400.000

1.850.000

1.500.000


3.500.000

400.000

2.000.000

400.000

250.000

                        Jurnal dibedakan menjadi dua,yaitu jurnal umum (general journal) dan jurnal khusus (special journal). Jurnal umum dibuat atas transaksi yang tidak dicatat dalam jurnal khusus. Contoh transaksi yang akan dicatat dalam jurnal umum adalah transaksi retur pembelian, retur penjualan, serta transaksi pembelian peralatan dan perlengkapan kantor secara kredit. Jurnal koreksi (correcting entries), jurnal penyesuaian (adjusting entries), dan jurnal penutup (closing entries) tergolong ke dalam jurnal umum.
Jurnal khusus dibagi menjadi beberapa jenis berikut.
a.       Jurnal Penjualan (sales journal), digunakan untuk mencatat seluruh transaksi penjualan barang dagangan ke pelanggan secara kredit. Untuk transaksi penjualan barang dagangan yang dilakukan secara tunai akan dicatat dalam jurnal penerimaan kas.
b.      Jurnal pembelian (purchases journal), digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pembelian barang dagangan dari supplier secara kredit. Untuk transaksi pemnelian barang dagangan yang dilakukan secara tunai akan dicatat dalam jurnal pembayaran kas.
c.       Jurnal penerimaan kas (cash receipts journal), digunakan untuk mencatat seluruh transaksi penerimaan kas. Penerimaan kas langsung dari pelanggan dalam transaksi penjualan barang dengan secara tunai dan penerimaan kas dari hasil penagihan piutang  akan dicatat dalam buku jurnal ini. Contoh lainnya adalah penerimaan kas dari hasil pinjaman serta penjualan tunai peralatan dan perabot kantor yang tidak terpakai.
d.      Jurnal pembayaran kas (cash payments journal), digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas. Pembayaran kas langsung ke supplier dalam transaksi pembelian barang dagangan secara tunai, pengeluaran kas untuk pelunasan hutang, serta pembelian peralatan dan perlengkapan kantor secara tunai akan dicatat dalam buku jurnal ini.
2.      Buku Besar
           Setelah transaksi dianalisis dan dicatat ke dalam jurnal, langkah selanjutnya adalah memposting ( memindah-bukukan ) setiap saldo yang terdapat pada jurnal ke dalam buku besar untuk masing-masing akun. Nantinya, buku besar untuk masing-masing akun ini akan memperlihatkan secara terperinci mengenai setiap perubahan ( mutasi debet dan mutasi kredit ) yang ditimbulkan dari seluruh transaksi yang terjadi selama periode akuntansi. Dengan kata lain, buku besar untuk masing-masing akun merupakan rincian akumulasi saldo akun terkait yang terdapat dalam jurnal. Buku besar dibuat dengan urutan akun seperti yang tercantum pada bagian perkiraan ( chart of accounts ), yang dimulai dengan akun neraca ( kas, piutang usaha, dan seterusnya ).
           Sebagai contoh, buku besar kas akan memuat secara terperinci saldo awal, mutasi debit, mutasi kredit, dan saldo akhir. Mutasi debit yang terdapat dalam buku besar kas merupakan rincian pemindah-bukuan dari seluruh transaksi penerimaan kas yang telah dicatat dalam jurnal, demikian juga mutasi kredit yang terdapat dalam buku besar kas merupakan rincian pemindah-bukuan dari seluruh transaksi pengeluaran kas yang telah dicatat dalam jurnal.
           Buku besar ( ledger ) dibedakan menjadi dua, yaitu buku besar umum ( general ledger ) dan buku besar pembantu ( subsidiary ledger ). Untuk perusahaan yang sudah computerized system, proses posting dari jurnal ke buku besar tidak lagi dilakukan secara manual, tetapi akan langsung terposting secara otomatis lewat program komputer. Buku besar umum selalu dibuat atas seluruh akun laporan keuangan.
Accounts Receiveable
 
Accounts Payable

 
           Tidak semua akun memerlukan buku besar pembantu. Perusahaan biasanya akan membuat buku besar pembantu hanya khusus untuk akun piutang dagang dan utang dagang. Buku besar pembantu diperlukan untuk merinci saldo yang terdapat dalam buku besar umum. Dengan adanya buku besar pembantu yang mencatat tagihan ke masing-masing buku besar pelanggan dan yang mencatat hutang ke masing-masing supplier, akan lebih memudahkan bagi perusahaan untuk mengontrol saldo keseluruhan piutang dagang dan hutang dagang. Total jumlah saldo dari keseluruhan masing-masing buku besar pembantu harus sama dengan jumlah saldo yang tertera dalam buku besar umum.







 


Supplier C

 
Supplier B

 
Supplier A

 
Customer A
 
Customer C
 
Customer B

 
          
       

Contoh : Buku Besar Umum
1.1  Kas
Tgl
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
1 Okt
2 Okt

3 Okt
4 Okt

11 Okt
13 Okt
16 Okt
25 Okt
27 Okt
28 Okt
Setoran Tn. Thomas
Bayar sewa kantor
Beli komputer
Beli meja dan kursi kantor
Beli kertas print dan alat tulis
PT Langga Internusa
Bayar hutang
PT Wahana Mandiri
Bayar gaji bulan Oktober
Bayar hutang
Bayar utilitas

30.000.000





1.850.000

2.000.000

7.000.000
10.000.000
3.000.000
1.400.000


1.500.000

2.000.000
400.000
250.000
30.000.000
23.000.000
13.000.000
10.000.000
8.600.000

10.450.000
8.950.0000
10.950.000
8.950.000
8.550.000
8.300.000
1.2 Piutang Usaha
Tgl
Keterangan
Ref.
Debet
Kredit
Saldo
16 Okt
PT Wahana Mandiri

1.500.000

1.500.000
1.4 Perlengkapan Kantor
Tgl
Keterangan
Ref.
Debet
Kredit
Saldo
4 Okt
19 Okt
Kertas print dan alat tulis
Kertas Print

1.400.000
400.000

1.400.000
1.800.000
1.7 Peralatan Kantor
Tgl
Keterangan
Ref.
Debet
Kredit
Saldo
2 Okt
Komputer

14.000.000

14.000.000
1.8 Perabot Kantor
Tgl
Keterangan
Ref.
Debet
Kredit
Saldo
3 Okt
Meja dan kursi

3.000.000

3.000.000
2.1 Hutang
Tgl
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
2 Okt
13 Okt
19 Okt
27 Okt
Beli Komputer
Bayar hutang komputer
Beli kertas print
Bayar hutang kertas print


1.500.000

400.000
4.000.000

400.000
4.000.000
2.500.000
2.900.000
2.500.000
3.1 Modal Tn. Thomas
Tgl
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
1 Okt
Setoran tunai

30.000.000

30.000.000
4.1     Pendapatan usaha
Tgl
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
11 Okt
16 Okt
PT Langga Internusa
PT Wahana Mandiri


1.850.000
3.500.000
1.850.000
5.350.000

5.1 Beban gaji
Tgl
Keterangan
Ref.
Debet
Kredit
Saldo
25 Okt
Gaji karyawan bulan Okt.

2.000.000

2.000.000
5.3 Beban sewa kantor
Tgl
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
2 Okt
Sewa kantor bulan Okt.

7.000.000

7.000.000
5.4 Beban Utilitas
Tgl
Keterangan
Ref.
Debet
Kredit
Saldo
28 Okt
Listrik dan telepon bulan Okt.

250.000

250.000
3.    Neraca Saldo
Neraca saldo adalah Suatu daftar yang berisikan saldo rekening yang terdapat di buku besar. Neraca saldo ( trial balance ) diperlukan untuk memastikan bahwa tidak adanya kesalahan di dalam memposting jumlah debit/kredit dari jurnal ke buku besar. Kecocokan antara jumlah debit dengan jumlah kredit ini harus dibuktikan pada setiap akhir periode laporan akuntansi. Langkah awal dalam menyiapkan neraca saldo adalah menentukan saldo akhir per periode laporan akuntansi untuk setiap akun ( lihat saldo akhir yang di cetak tebal pada akun buku besar di atas ). Seluruh saldo akhir tersebut (untuk tiap-tiap akun) akan dipindahkan ke neraca saldo.
Perlu ditekankan di sini, bahwa neraca saldo dibuat hanya untuk membuktikan bahwa antara jumlah debit dengan jumlah kredit telah sama (equality). Neraca saldo tidak menjamin dalam hal kelengkapan dan keakuratan data transaksi. Jika antara jumlah debet dengan jumlah kredit dalam neraca saldo tidak sama, maka berarti terdapat kesalahan posting. Sebaliknya, jika antara jumlah debit dengan jumlah kredit dalam neraca saldo sama, maka hal ini belum tentu ( tidak menjamin ) bahwa semua transaksi telah dicatat secara benar dalam jurnal. Antara jumlah debit dengan jumlah kredit dalam neraca saldo akan tetap sama, meskipun terjadi hal-hal berikut.
a.    Terdapat kesalahan identifikasi akun dalam pembuatan ayat jurnal, misalnya sebuah peralatan yang dibeli secara tunai dicatat dalam jurnal sebagai penambah hutang. Dalam hal ini, meskipun akun yang digunakan salah, tetapi antara sisi debit dengan sisi kredit akan tetap seimbang dalam jumlah yang sama.
b.    Terdapat transaksi bisnis yang tidak dijurnal ( terlewatkan )
c.    Terdapat transaksi bisnis yang dijurnal secara ganda ( dobel )
Contoh : Dengan menggunakan saldo akhir dari masing-masing akun yang ada pada buku besar KAP Drs. Thomas Nelson di atas, berikut ini adalah tampilan neraca saldo yang dibuat.[3]
Kode Akun
Nama Akun
Debit
Kredit
1.1
1.2
1.4
1.7
1.8
2.1
3.1
4.1
5.1
5.3
5.4
Kas
Piutang Usaha
Perlengkapan Kantor
Peralatan Kantor
Perabot Kantor
Hutang
Modal Tn. Thomas
Pendapatan Usaha
Beban Gaji
Beban Sewa Kantor
Beban Utilitas
8.300.000
1.500.000
1.800.000
14.000.000
3.000.000



2.000.000
7.000.000
250.000





2.500.000
30.000.000
5.350.000
37.850.000
37.850.000


DAFTAR PUSTAKA
Hery.2009. akuntansi keuangan menengah 1. jakarta : bumi aksara.
Zamroni, Oni. 2012. Debit dan Kredit. Akuntansi Mudah.com
 



[1] Hery, akuntansi keuangan menengah 1,  (jakarta : bumi aksara, 2009 )  hlm. 58-61
[2] Oni Zamroni, Debit dan Kredit, ( Akuntansi Mudah.com, 2012 ) 08:00 pm
[3] Hery, akuntansi keuangan menengah 1,  (jakarta : bumi aksara, 2009 )  hlm. 63-72