Sunday 9 June 2013

Inflasi dan Pengangguran


A.      Definisi dan pengertian inflasi
               Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.[1] 
               Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah  inflasi  juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
B.       Definisi dan pengertian pengangguran
               Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedangmencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerjacontohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, danlain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan
               Menurut Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini sering diartikan sebagai keadaan pengangguran terbuka. Sedangkan  menurut Sadono Sukirno : Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
C.      Jenis – jenis pengangguran
              Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerjasecara tidak optimal. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam[2] :
1.         Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini terjadi ada yang karena belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal dan ada juga yang karena malas mencari pekerjaan atau malas bekerja.
2.         Pengangguran Terselubung (Disguessed Unemployment) yaitu pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga kerja tersebut sampai jumlah tertentu tetap tidak mengurangi jumlah produksi. Pengangguran terselubung bisa juga terjadi karena seseorang yang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.
Contoh : Pada sebuah kantor terdapat 10 tenaga administrasi yang menangani pekerjaan yangada. Padahal dengan jumlah tenaga 6 orang saja semua pekerjaan dapat terselesaikandengan baik. Akibatnya para pegawai tersebut bekerja tidak optimal dan bagi kantor tentu merupakan suatu pemborosan.
3.         Setengah Menganggur (Under Unemployment) ialah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada yang mengatakan bahwa tenaga kerja setengah menganggur ini adalah tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu atau kurang dari 7 jam sehari.
Contoh : seorang buruh bangunan yang telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek, untuk sementara menganggur sambil menunggu proyek berikutnya.
              Bila ditinjau dari sebab-sebabnya, pengangguran dapat digolongkan menjadi 7, yaitu:
1.         Pengangguran Friksional (Transisional) timbul karena perpindahan orang-orang dari satu daerah ke daerah lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain dan karena tahapan siklus hidup yang berbeda.
       Contoh: Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk sementara menganggur. Berhenti dari pekerjaan yang lama, mencari pekerjaan yang baru yang lebih baik
2.         Pengangguran Struktural terjadi karena adanya perubahan dalam struktur perekonomian yang menyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain.
       Contoh: Suatu daerah yang tadinya agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka tenaga bidang pertanian akan menganggur.
3.         Pengangguran Siklikal atau Siklus atau Konjungtural terjadi karena adanya gelombang konjungtur, yaitu adanya resesi atau kemunduran dalam kegiatan ekonomi.
       Contoh: Di suatu perusahaan ketika sedang maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha. Sebaliknya ketika usahanya merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau pemecatan.
4.         Pengangguran Musiman (Seasonal) terjadi karena adanya perubahan musim.
       Contoh: pada musim panen, para petani bekerja dengan giat, sementara sebelumnya banyak menganggur.
5.         Pengangguran Teknologi terjadi karena adanya penggunaan alat–alat teknologi yang semakin modern.
       Contoh: sebelum ada penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan padi maka mereka tidak  bekerja lagi.
6.         Pengangguran Politis terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang secara langsung atau tidak, mengakibatkan pengangguran.
       Contoh : penutupan Bank-bank bermasalahsehingga menimbulkan PHK.
7.         Pengangguran Deflatoir disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaan dalam perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja melebihi kesempatan kerja, maka timbullah pengangguran.

D.      Biaya Sosial dari Pengangguran
  Dampak negatif yang ditimbulkan;
1.    Terganggunya Stabilitas Perekonomian
       Pengangguran struktural dan atau kronis akan mengganggu stabilitas perekonomian dilihat dari sisi permintaan dan penawaran agregat.
a)    Melemahnya permintaan agregat.
b)   Melemahnya penawaran agregat.
2.    Terganggunya Stabilitas Sosial-Politik
       Saat ini pengangguran bukan hanya masalah ekonomi, melainkan juga masalah sosial-politik. Sebab dampak sosial dari pengangguran sudah jauh lebih besar dari masa-masa sebelumnya. Pengangguran yang tinggi akan mengakibatkan tingkat kriminalitas yang tinggi pula, baik berupa kejahatan pencurian, perampokan, penyalahgunaan obat-obatan terlarang maupun kegiatan-kegiatan ekonomi ilegal lainnya. Biaya ekonomi yang dikeluarkan untuk mengatasi maslaah ini sangatlah besar dan susah diukur tingkat efisiensi dan efektivitasnya
E.       Inflasi dan pengangguran : kurva philip
            Kurva Philips adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat pengangguran dengan tingkat inflasi di sebuah negara. Menurut Kurva Philips, hubungan keduanya adalah berbanding negatif. Jadi ketika inflasi naik, maka pengangguran turun. Dan ketika inflasi turun, maka pengangguran naik jumlahnya. Kedua poin dalam makroekonomi ini menjadi pilihan yang begitu rumit.
     
              Kurva philip adalah kurva yang menggambarkan hubungan negatif antara inflasi dan pengangguran.
-            semakin tinggi tingkat inflasi, maka tingkat pengangguran semakin rendah
-            semakin rendah tingkat inflasi, maka tingkat pengangguran semakin tinggi


         [1] Wikipedia