A.
Definisi dan pengertian
inflasi
Dalam ilmu
ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi
barang.[1]
Dengan kata lain,
inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu
peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang
dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk
melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga
berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah
inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
B.
Definisi dan pengertian
pengangguran
Pengangguran
adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang
sedangmencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang
mencari kerjacontohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma,
mahasiswa perguruan tinggi, danlain sebagainya yang karena sesuatu hal
tidak/belum membutuhkan pekerjaan
Menurut Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah
bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif
mencari pekerjaan. Konsep ini sering diartikan sebagai keadaan pengangguran
terbuka. Sedangkan menurut Sadono
Sukirno : Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong
dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya.
C.
Jenis – jenis pengangguran
Pengangguran sering diartikan
sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerjasecara tidak optimal.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga
macam[2] :
1.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga
kerja yang betul-betul tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini terjadi
ada yang karena belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara
maksimal dan ada juga yang karena malas mencari pekerjaan atau malas
bekerja.
2.
Pengangguran Terselubung (Disguessed Unemployment)
yaitu pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk
satu unit pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga kerja tersebut sampai
jumlah tertentu tetap tidak mengurangi jumlah produksi. Pengangguran
terselubung bisa juga terjadi karena seseorang yang bekerja tidak sesuai dengan
bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.
Contoh : Pada sebuah kantor
terdapat 10 tenaga administrasi yang menangani pekerjaan yangada. Padahal
dengan jumlah tenaga 6 orang saja semua pekerjaan dapat terselesaikandengan
baik. Akibatnya para pegawai tersebut bekerja tidak optimal dan bagi
kantor tentu merupakan suatu pemborosan.
3.
Setengah Menganggur (Under Unemployment)
ialah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada pekerjaan
untuk sementara waktu. Ada yang mengatakan bahwa tenaga kerja setengah
menganggur ini adalah tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu
atau kurang dari 7 jam sehari.
Contoh : seorang buruh bangunan yang
telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek, untuk sementara menganggur
sambil menunggu proyek berikutnya.
Bila ditinjau dari sebab-sebabnya,
pengangguran dapat digolongkan menjadi 7, yaitu:
1.
Pengangguran Friksional (Transisional) timbul karena
perpindahan orang-orang dari satu daerah ke daerah lain, dari satu pekerjaan ke
pekerjaan yang lain dan karena tahapan siklus hidup yang berbeda.
Contoh: Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian
ke sektor industri, untuk sementara menganggur. Berhenti dari pekerjaan yang
lama, mencari pekerjaan yang baru yang lebih baik
2.
Pengangguran Struktural terjadi
karena adanya perubahan dalam struktur perekonomian yang menyebabkan kelemahan
di bidang keahlian lain.
Contoh: Suatu daerah yang tadinya agraris (pertanian)
menjadi daerah industri, maka tenaga bidang pertanian akan menganggur.
3.
Pengangguran Siklikal atau Siklus atau Konjungtural terjadi
karena adanya gelombang konjungtur, yaitu adanya resesi atau kemunduran dalam
kegiatan ekonomi.
Contoh: Di suatu perusahaan ketika sedang maju butuh
tenaga kerja baru untuk perluasan usaha. Sebaliknya ketika usahanya merugi
terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau pemecatan.
4.
Pengangguran Musiman (Seasonal) terjadi karena adanya
perubahan musim.
Contoh: pada musim panen, para petani bekerja dengan
giat, sementara sebelumnya banyak menganggur.
5.
Pengangguran Teknologi terjadi karena adanya penggunaan
alat–alat teknologi yang semakin modern.
Contoh: sebelum ada penggilingan padi, orang yang
berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan
padi maka mereka tidak bekerja lagi.
6.
Pengangguran Politis terjadi karena adanya peraturan
pemerintah yang secara langsung atau tidak, mengakibatkan pengangguran.
Contoh : penutupan Bank-bank bermasalahsehingga
menimbulkan PHK.
7.
Pengangguran Deflatoir disebabkan tidak cukup tersedianya
lapangan pekerjaan dalam perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah
tenaga kerja melebihi kesempatan kerja, maka timbullah pengangguran.
D. Biaya Sosial dari Pengangguran
Dampak
negatif yang ditimbulkan;
1. Terganggunya Stabilitas Perekonomian
Pengangguran
struktural dan atau kronis akan mengganggu stabilitas perekonomian dilihat dari
sisi permintaan dan penawaran agregat.
a) Melemahnya permintaan agregat.
b) Melemahnya penawaran agregat.
2.
Terganggunya Stabilitas
Sosial-Politik
Saat ini pengangguran bukan hanya masalah ekonomi, melainkan
juga masalah sosial-politik. Sebab dampak sosial dari pengangguran sudah jauh
lebih besar dari masa-masa sebelumnya. Pengangguran yang tinggi akan
mengakibatkan tingkat kriminalitas yang tinggi pula, baik berupa kejahatan
pencurian, perampokan, penyalahgunaan obat-obatan terlarang maupun
kegiatan-kegiatan ekonomi ilegal lainnya. Biaya ekonomi yang dikeluarkan untuk
mengatasi maslaah ini sangatlah besar dan susah diukur tingkat efisiensi dan
efektivitasnya
E.
Inflasi dan pengangguran :
kurva philip
Kurva Philips adalah kurva yang
menunjukkan hubungan antara tingkat pengangguran dengan tingkat inflasi di
sebuah negara. Menurut Kurva Philips, hubungan keduanya adalah berbanding
negatif. Jadi ketika inflasi naik, maka pengangguran turun. Dan ketika inflasi
turun, maka pengangguran naik jumlahnya. Kedua poin dalam makroekonomi ini
menjadi pilihan yang begitu rumit.
Kurva
philip adalah kurva yang menggambarkan hubungan negatif antara inflasi dan pengangguran.
-
semakin tinggi tingkat inflasi,
maka tingkat pengangguran semakin rendah
-
semakin rendah tingkat inflasi,
maka tingkat pengangguran semakin tinggi