BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Banyak
alasan pentingnya membicarakan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Selain
belum ada kesempatan umum tentang keberadaan masyarakat desa sebagai suatu
pengertian yang baku,juga kalau dikaitkan dengan pembangunan yang orientasinya
banyak dicurahkan kepedesaan, maka pedesaan memiliki arti tersendiri dalam
kajian struktur,sosial atau kehidupanya.Dalam keadaan desa yang
“sebenarnya”,desa masih dianggap sebagai standard an pemelihara system
kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban,
persaudaraan, gotong-royong, kesenian, kepribadian dalam berpakaian, adat-istiadat
,kehidupan moral-susila,dan lain-lain.
Orang kota
membayangkan bahwa desa ini merupakan tempat orang bergaul dengan rukun, tenang,
selaras, dan akur. Akan tetapi justru dengan berdekatan, mudah terjadi konflik
atau persaingan yang bersumber dari peristiwa kehidupan sehari-hari, hal tanah,
gengsi, perkawinan, perbedaan antara kaum muda dan tua serta antara pria dan
wanita. Bayangan bahwa desa tempat ketentraman pada konstelasi tertentu ada
benarnya, akan tetapi yang nampak justru bekerja keraslah yang merupakan syarat
pokok agar dapat hidup di desa.
Demikian pula dalam konteks pembangunan desa
(pertanian),semula orang beranggapan bahwa masyarakat pertanian mangalami
involusi (kemunduran) pertanian yang berjalan dalam proses kemiskinan dan
apapun teknologi dan kelembagaan modern yang masuk ke pedesaan akan
sia-sia.Pernyataan-pernyataan sumbang inilah yang ingin kami bahas dalam
makalah yang ringkas dan singkat ini,yang mana adanya kontroversi kesan atau
pendapat ini mungkin lebih tepat apabila dihubungkan dengan berbagai gejala
sosial seperti konsep-konsep perubahan sosial atau kebudayaan.
B.
Rumusan
Masalah
- Apakah Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan itu?
2.
Apa Perbedaan Pedesaan dan Perkotaan?
3.
Bagaimana Interaksi Pedesaan dan Perkotaan?
4.
Apa Hubungan Pedesaan dan Perkotaan?
5.
Sebutkan Masalah Sosial?
6.
Bagaimana Solusi Masalah Sosial?
C.
Tujuan
Diharapkan
mahasiswa dapat :
- Mengetahui tentang Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan
- Memahami Perbedaan Pedesaan dan Perkotaan
- Mengerti Interaksi Pedesaan dan Perkotaan
- Mengetahui Hubungan Pedesaan dan Perkotaan
- Menyebutkan Masalah Sosial
6.
Menjelaskan Solusi Masalah Sosial
BAB II
KEPENDUDUKAN MASYARAKAT
PERKOTAAN DAN PEDESAAN
A.
Masyarakat
Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan
1. Masyarakat Perkotaan
Beberapa definisi (secara etimologis) “kota”dalam bahasa lain yang agak tepat
dengan pengertian ini, seperti dalam bahasa Cina, kota artinya dinding dan
dalam bahasa Belanda kuno, tuiin bisa berarti pagar. Jadi dengan demikian kota
adalah batas.
Kota adalah suatu ciptaan peradaban budaya umat
manusia.
Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan.
Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan.
Masyarakat kota adalah suatu kelompok
teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup
sepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok terorganisasi yang tinggal secara
kompak di wilayah tertentu dan memiliki derajat interkomuniti yang tinggi.
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community
Permasalahan di kota adalah pengangguran, rawan
pangan, rawan moral dan lingkungan.
a.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:
1)
Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan
dengan kehidupan keagamaan di desa.
2)
Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya
sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
3)
Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga
lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4)
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan
juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
5)
Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut
masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih
didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
6)
Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata
di kota-kota, sebab masyarakat kota biasanya lebih terbuka dalam menerima
hal-hal baru.
b. Perkembangan
kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan
dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk
stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan
perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1) Wisma :
unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung
terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial
dalam keluarga.
2) Karya :
unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur
ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3) Marga :
unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan
hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan
antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
4) Suka :
unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5) Penyempurna
: unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara
tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan
kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
c. Permasalahan
di kota antara lain:
1) konflik
(pertengkaran)
2) kontroversi
(pertentangan)
3) kompetisi
(persaingan)
4) kegiatan
pada masyarakat pedesaan
5) sistem
nilai budaya[1]
2.
Masyarakat
Pedesaan
Desa
adalah suatu perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan
kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara
timbal balik dengan daerah lain, sedangkan masyarakat pedesaan ditandai dengan
pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan
setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa
seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
di mana ia hidup dicintai serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban
setiap waktu demi masyarakat atau anggota masyarakat.
1) Afektifitas
ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan.
Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati
terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa
pamrih.
2) Orientasi
kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka
mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka
akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan
keseragaman persamaan.
3) Partikularisme
pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus
untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan
kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu
saja.(lawannya Universalisme)
4) Askripsi
yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh
berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan
yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
5) Kekabaran
(diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi
tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa
menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian
tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih
murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.
b. Gejala Masyarakat Pedesaan
1) Konflik
(Pertengkaran)
Ramalan
orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis
itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat
pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka
yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan
hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga
kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak
dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran
yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering
menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu
rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan
sebagainya.
2) Kontraversi
(pertentangan)
Pertentangan
ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat),
psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli
hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut
kebiasaan masyarakat.
3) Kompetisi
(Persiapan)
Sesuai
dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai
sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan
manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa
positif dan bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan
usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau output (hasil). Sebaliknya
yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau
berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal
ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
4) Kegiatan
pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat
pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja
keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah
masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan
tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa
orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat
sambutan yang sangat dari para ahli. Karena pada umumnya masyarakat sudah
bekerja keras.
5) lemahnya
posisi sumber daya alam
lemahnya
posisi sumber daya manusia di pedesaan, kurangnya penguasaan teknologi, lemahnya
infrastruktur dan lemahnya aspek kelembagaan, termasuk budaya, sikap, dan
motivasi.
B.
Perbedaan antara desa dan kota
Dalam masyarakat modern,
sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat
perkotaan (urban community). Kita dapat membedakan
antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya
karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan
fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda,
bahkan kadang-kadang dikatakan "berlawanan" pula. Perbedaan ciri
antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin
(1972) sebagai berikut:
Masyarakat Pedesaan
|
Masyarakat Kota
|
Perilaku homogen
Perilaku yang dilandasi
oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
Perilaku yang
berorientasi pada tradisi dan status
Isolasi sosial, sehingga
statik
Kesatuan dan keutuhan
kultural
Banyak ritual dan
nilai-nilai sakral
Kolektivisme
|
Perilaku heterogen
Perilaku yang dilandasi
oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
Perilaku yang
berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
Mobilitas sosial,
sehingga dinamik
Kebauran dan
diversifikasi kultural
Birokrasi fungsional dan
nilai-nilai sekular
Individualisme
|
C.
Interaksi
Desa dan Kota
- Interaksi sosial dapat terjadi karena adanya kontak sosial dan komunikasi.
a.
Pola interaksi sosial pada masyarakat
ditentukan oleh struktur sosial masyarakat yang bersangkutan.
b.
Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah
dengan prinsip kerukunan, sedang masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi,
politik, pendidikan, dan kadang hierarki.
c.
Pola interaksi masyarakat pedesaan bersifat
horisontal, sedangkan masyarakat perkotaan vertikal.
d.
Pola interaksi masyarakat kota adalah individual,
sedangkan masyarakat desa adalah kebersamaan.
e.
Pola solidaritas sosial masyarakat pedesaan
timbul karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan, sedangkan masyarakat
kota terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat.
2. Pengaruh kota terhadap desa :
a. kota
menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan desa
b. menyediakan tenaga kerja bidang jasa
c. memproduksi hasil pertanian desa
d. penyedia
fasilitas-fasilitas pendidikan, kesehatan, perdagangan, rekreasi
e. andil
dalam terkikisnya budaya desa
3.
Pengaruh
desa terhadap kota :
a. penyedia
tenaga kerja kasar
b. penyedia
bahan-bahan kebutuhan kota
c. penyedia
ruang (space)
D. Hubungan desa dan kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah
sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan uang erat, bersifat
ketergantungan, karena saling membutuhkan. Kota tergantung desa dalam memenuhi
kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar
pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. Sebaliknya, kota menghasilkan
barang-barang yg juga diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan
tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.[2]
E. Mengidentifikasi Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan permasalahan yang terjadi di
masyarakat. Masalah sosial merupakan suatu keadaan di masyarakat yang tidak
normal atau tidak semestinya. Masalah sosial dapat terjadi pada masyarakat di
pedesaan maupun di perkotaan. Keadaan masyarakat di pedesaan dan di perkotaan
tentu berbeda. Pada umumnya masyarakat pedesaan masih memegang erat nilai-nilai
kerukunan, kebersamaan dan kepedulian. Sehingga tidak heran sering kita jumpai
adanya kerja bakti, saling memberi dan menolong. Sedangkan masyarakat di kota
hidup dalam suasana egois, individu (sendiri-sendiri), kurang akrab serta
kurang rukun. Kehidupan semacam ini sebenarnya merupakan salah satu masalah
sosial di wilayah tersebut. Saat ini di negara kita masih banyak kita jumpai
permasalahan sosial, antara lain sebagai berikut:
- Kebodohan
Salah satu akibat bila kita bodoh adalah mudah
diperalat orang lain. Kita juga akan sulit meraih cita-cita yang tinggi.
Kebodohan terjadi karena tidak memiliki pendidikan atau pendidikannya rendah. Di
negara kita ternyata masih banyak orang yang pendidikannya rendah bahkan tidak
pernah sekolah sama sekali. Masih ada orang yang tidak bisa membaca atau buta
huruf. Hal ini antara lain disebabkan oleh kemalasan, biaya pendidikan yang
tinggi dan tidak meratanya pendidikan di Indonesia.
- Pengangguran
Pengangguran adalah orang dewasa yang tidak bekerja
dan tidak mendapatkan penghasilan. Jumlah pengangguran semakin banyak karena
jumlah lulusan sekolah lebih banyak dari pada jumlah lapangan pekerjaan. Selain
itu para pengusaha dihadapkan pada persoalan kenaikan tarif listrik dan harga
bahan bakar minyak yang mahal. Hal itu menyebabkan banyaknya perusahaan yang
tutup dan bangkrut, atau setidaknya mengurangi jumlah karyawannya. Itulah
sebabnya pengangguran dapat menimbulkan permasalahan sosial lainnya. Seperti
kemiskinan, kejahatan, perjudian, kelaparan, kurang gizi bahkan meningkatnya
angka bunuh diri.
- Kemiskinan
Semakin banyak dan semakin lama orang menganggur menyebabkan
kemiskinan. Orang yang miskin tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya seperti
pangan, sandang dan papan. Kemiskinan dapat menyebabkan berbagai permasalahan
sosial yang lain, seperti kejahatan, kelaparan, putus sekolah, kurang gizi,
rentan penyakit dan stress. Kemiskinan bisa disebabkan oleh dua hal. Yakni dari
dalam diri seseorang (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Faktor
internal antara lain karena pendidikan yang rendah, tidak memiliki keterampilan
dan karena sifat malas. Sedangkan faktor eksternal antara lain disebabkan oleh
kondisi ekonomi negara yang buruk, harga melambung tinggi dan kurangnya
perhatian pemerintah.
- Kejahatan
Kejahatan sering disebut sebagai tindak kriminal atau
perbuatan yang melanggar hukum. Pengangguran dan kemiskinan dapat menyebabkan
tindak kejahatan. Jika tidak dilandasi keimanan dan akal sehat, penganggur
mengambil jalan pintas untuk mengatasi kemiskinannya. Banyak cara keliru yang
dijalani misalnya melakukan judi, penipuan, pencurian, pencopetan, perampokan
hingga pada pembunuhan. Yang stress dan tidak kuat bisa kemudian minum-minuman
keras atau memakai narkoba. Namun ternyata kejahatan tidak hanya karena miskin.
Banyak orang yang sebenarnya sudah mapan hidupnya melakukan kejahatan.
- Pertikaian
Pertikaian bisa disebabkan karena salah paham, emosi
yang tidak terkendali atau karena memperebutkan sesuatu. Sesuatu yang diperebutkan
dapat berupa suatu prinsip, seseorang atau suatu barang. Pertikaian dapat
terjadi di dalam suatu keluarga atau di masyarakat. Pertikaian yang tidak
segera diselesaikan bisa berakibat fatal. Suatu pertikaian bahkan dapat
menimbulkan korban jiwa.
- Kenakalan remaja
Kebut-kebutan bagi mereka sendiri sangat berbahaya
yakni dapat menimbulkan kecelakaan. Di samping itu juga mengganggu dan
membahayakan orang lain. Kenakalan remaja dapat berbentuk lain seperti
coret-coret dinding di jalan, minum-minuman keras, berdandan yang tidak
semestinya ataupun menggunakan narkoba. Penyebab kenakalan remaja antara lain
sebagai berikut :
a. Kurangnya perhatian dari orang tua
b. Pengaruh lingkungan pergaulan
c. Kurang mantapnya kepribadian diri
d. Jauh dari kehidupan beragama
F. Solusi Masalah Sosial
Mengatasi masalah sosial bukanlah perkara yang mudah. Berikut
ini beberapa contoh upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi
permasalahan sosial:
1.
Pemberian kartu askes
Kartu Askes (Asuransi Kesehatan) diberikan kepada
keluarga miskin. Kartu Askes kadang disebut Askeskin (Asuransi Kesehatan
Keluarga Miskin). Dengan kartu Askes, keluarga miskin dapat berobat di rumah
sakit yang ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.
2.
Pemberian beras untuk masyarakat
miskin (Raskin)
Raskin merupakan program pemberian bantuan pangan dari
pemerintah berupa beras dengan harga yang sangat murah. Dengan raskin
diharapkan masyarakat yang termasuk keluarga miskin dapat memenuhi kebutuhan
pangannya.
3.
Pemberian Bantuan Operasional
Sekolah (BOS)
BOS diberikan kepada siswa-siswi sekolah mulai dari
sekolah dasar sampai tingkat SLTA. Tujuannya untuk meringankan biaya
pendidikan. Sekarang juga sudah dilakukan program BOS buku. Yakni program
penyediaan buku pelajaran bagi siswa sekolah. Dengan BOS buku diharapkan orang
tua tidak lagi dibebani biaya membeli buku pelajaran untuk anaknya yang
sekolah.
4.
Sekolah terbuka
Sekolah terbuka merupakan sekolah yang waktu
belajarnya tidak terlalu padat dan terikat. Sekolah terbuka diperuntukkan bagai
siswa yang kurang mampu. Dengan sekolah terbuka siswanya dapat sekolah meskipun
sudah bekerja.
5.
Program pendidikan luar sekolah
Pendidikan luar sekolah biasanya berupa kursus-kursus
seperti menjahit, perbengkelan ataupun komputer. Pemerintah mengadakan program
pendidikan luar sekolah agar anak-anak yang tidak sekolah atau putus sekolah
dapat tetap memiliki ilmu dan ketrampilan.
6.
Pemberian Bantuan Tunai Langsung
(BTL)
BTL diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak
berpenghasilan. BTL merupakan dana kompensasi/pengganti kenaikan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM).
7.
Pemberian bantuan modal usaha
Bantuan modal usaha diberikan kepada masyarakat miskin
yang akan mengembangkan atau memulai suatu usaha. Biasanya untuk usaha kecil
dan menengah. Bantuan modal usaha ini adalah dalam rangka mengurangi angka pengangguran
dan kemiskinan.[3]
8.
Mengontrol jumlah dan pertumbuhan
penduduk
Untuk mengontrol jumlah dan pertumbuhan penduduk salah
satunya yaitu dengan program Keluarga Berencana (KB) dengan semboyan dua anak
saja cukup, dengan demikian diharapkan setiap anak yang lahir akan bisa terurus
dengan baik karena jumlah anak yang dilahirkan tidak banyak.
9.
Pemerataan persebaran penduduk.
Pemerataan penduduk sebenarnya sudah dilakukan sejak zaman
belanda yaitu dengan mengirim penduduk pulau jawa ke sumatra, kalimantan dan
pulau-pulau yang lain untuk menjadi pekerja. Hal seperti ini dilanjutkan pada
masa orde baru dengan nama transmigrasi, ada banyak perbedaan antara masa
belanda dengan masa orde baru, pada masa orde baru orang yang mau transmigrasi
di beri tanah, rumah, di jatah bahan makanan dalam kurun waktu tertentu. Transmigrasi
dilakukan untuk mengurangi kepadatan penduduk dan memberikan peluang usaha
serta pekerjaan bagi masyarakat.
10. Peningkatan pelayanan kesehatan.
Kesehatan adalah modal utama manusia dalam berdaya
upaya, oleh karena itu kesehatan sangat penting dan karena pentingnya tersebut
pemerintah mencanangkan makanan 4 sehat 5 sempurna dan posyandu-posyandu di
desa-desa.
11. Peningkatan pelayanan pendidikan.
Pemerintah sudah berupaya keras untuk meningkatkan
pendidikan di indonesia yaitu dengan memberikan bantuan kepada setiap sekolah
dan siswanya. Serta diselenggarakannya SMP dan SMA terbuka yang di khususkan
untuk mereka yang tidak mampu, sekarang pemerintah mencanangkan program WAJAR
(wajib belajar).[4]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Masyarakat
pedesaan adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama yang
berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hamper sama
(homogen) disuatu daerah atau wilayah tertentu dengan bermata pencaharian dari
sektor pertanian (agraris). Sedangkan masyarakat kota ialah masyarakat yang
tinggal di tengah-tengah kota, gaya hidup individual, jalan pikiran yang rasional
dan tidak terikat oleh adat atau norma tertentu
Meskipun banyak sekali
perbedaan antara masyarakat desa dan kota, namun diantara kedua komponen
tersebut memiliki hubungan yang signifikan, artinya kehidupan perekonomian di
kota tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada pasokan tenaga atau
barang dari desa, begitu juga sebaliknya.
B.
Saran-saran
1.
Bagi Para Pembaca
Mari kita bersama-sama berpartisipasi dalam upaya
untuk mengurangi dan meminimalisir masalah social masyarakat yang ada.
2.
Bagi Para Pembuat Karya Ilmiah Selanjutnya
Seiring perkembangan zaman
akan bermunculan masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat. Sedangkan
masalah lama mungkin belum terselesaikan solusinya.
[1] Irfan,
masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan, (blogspot.com: jawaposting,
2010), 07:35 PM
[2] Cahya
Menethil, masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan, (wordpress.com:
cahyamenethil, 2010), 07:30 PM
[3] Wahyu
Cahyaningsih, masalah social dan solusinya, (blogspot.com : wahyuningsih,
2009), 22:10
[4]
Suhermanto, permasalahan kependudukan, (blogspot.com : suhermanto, 2012 ),
08:00 PM