Pages

Tuesday, 14 May 2013

ekonomi makro - ekonomi 3 sektor


EKONOMI 3 SEKTOR

A.    Pengertian Ekonomi 3 Sektor
Ekonomi tiga sektor adalah perekonomian yang meliputi kegiatan dalam sektor perusahaan, rumah tangga dan pemerintah. Dengan demikian dalam menganalisis perekonomian tiga sektor pada hakikatnya akan diperhatikan peranan dan pengaruh pemerintah keatas kegiatan dalam sesuatu perekonomian.
1.      Campur tangan pemerintah dalam perekonomian menimbulkan dua perubahan penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional, yaitu:
a.       Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat melalui pengurangan atas konsumsi rumah tangga.
b.      Pajak memungkinkan pemerintah melakukan perbelanjaan dan ini akan menaikkan perbelanjaan-perbelanjaan agregat.
Kedua aliran pengeluaran / pendapatan ini akan mengubah pola aliran pendapatan dalam perekonomian. Dalam ekonomi tiga sektor belum terdapat kegiatan mengekspor dan mengimpor. Oleh sebab itu ,ekonomi tiga sektor dinamakan juga ekonomi tertutup.
B.     Aliran Pendapatan Dan Syarat Keseimbangan
1.      Aliran pendapatan dan pengeluaran
a.       Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan. Tiga jenis aliran yang baru tersebut adalah :
1)      Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah. Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terutama.
2)      Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini menggambarkan nilai pengeluaran pemerintah keatas barang-barang dan jasa yang diproduksikan oleh sektor perusahaan.
3)      Aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. Aliran itu timbul sebagai akibat dari pembayaran keatas konsumsi faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor rumah tangga oleh pemerintah.
b.      Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
1)      pembayaran kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor-faktor produksi dan
2)      pembayaran pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.
c.       Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber :
1)      dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan utang oleh perusahaan dan
2)      dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.
2.      Syarat Keseimbangan
Keseimbangan : Y = AE,  atau Y = C + I + G
Y   : penawaran agregat                                 AE : pengeluaran agregat
C   : konsumsi rumah tangga              I     : investasi perusahaan 
G   : pengeluaran pemerintah membeli barang dan jasa
Y = C + S + T ( setiap pendapatan nasional )
C + I + G = C + S + T ( keseimbangan = setiap pendapatan nasional )
Jika C dikurangi dari setiap ruas maka, Dalam perekonomian tiga sektor I dan G adalah suntikan kedalam sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah kebocoran. Sebagai kesimpulan dapatlah dirumuskan bahwa dalam perekonomian tiga sektor yang mencapai keseimbangan akan berlaku keadaan : I + G = S + T
C.    Jenis-Jenis Pajak
  1. Pajak objektif : pajak yg dikenakan berdasarkan aktivitas ekonomi para wajib pajak  Misalnya  PPN dikenakan kpd mereka yang membeli barang dan jasa kena pajak
  2. Pajak subjektif : pajak yang dipungut dengan melihat kemampuan wajib pajak. Mislanya pendapatan. Jika pendapatan makin besar, maka beban pajaknya makin besar
  3. pajak langsung : jenis pungutan pemerintah yang secara langsung di kumpulkan dari pihak yang wajib membayar pajak.( pajak yang secara langsung di pungut dari orang yang berkewajiban untuk membayar pajak).
  4. pajak tak langsung : pajak yang bebannya dapat di pindah2 kan kepada pihak lain.( yang menanagung beban pajak tersebut adalah para konsumen. Ex : Impor.
D.    Bentuk-bentuk pajak pendapatan
1.      pajak regresif : sistem pajak yang persentasinya menurun apabila pendapatan yang di kenakan pajak menjadi bertambah tinggi.dalam sistem ini ,pada pendapatan rendah ,pajak yang di pungut meliputi bagian yang paling tinggi dari pendapatan tersebut.tetapi,semakin tinggi pendapatan semakin kecil persentasi pajak itu di bandingkan dengan keseluruan pendapatan.
2.      Pajak proporsional : persentasi pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan,yaitu dari tingkat pendapatan yang sangat rendah kepada yang sangat tinggi.dalam sistempajak ini tidak di bedakan di antara penduduk yang kaya atau miskin dan di antara perusahaan besar dan perusaan kecil.
3.      Pajak progresif : sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat .pajak ini menyebabkan pertambahan nominal pajak yang di bayar akan menjadi semakin cepat apabila pendapatan semakin tinggi.
E.     Efek Pajak terhadap Konsumsi Dan Tabungan
      Setiap pemungutan pajak akan menimbulkan perubahan terhadap pendapatan disposibel (Yd). Pajak sebanyak T akan menyebabkan pendapatan disposibel turun sebanyak T. Maka:  ∆Yd =  - T
      Kemerosotan pendapatan disposibel akan mengurangi konsumsi dan tabungan RT. Jumlah konsumsi dan tabungan yang berkurang adalah sama dengan pengurangan pendapatan diposible. Maka : ∆Yd = -T = ∆C + ∆S. Disamping tergantung pada perubahan pendapatan disposibel  pengurangan konsumsi ditentukan oleh MPC dan MPS. Perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan :
∆C = MPC x ∆Yd atau ∆C =MPC x (-T)
∆C = MPS x ∆Yd atau ∆C =MPS x (-T)
Setara dengan : T = ∆Yd = (MPC x T) + (MPS x T)[1]

F.     Pengeluaran Pemerintah
      Pajak yang diterima pemerintah akan digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan pemerintah. Dinegara-negara yang sudah sangat maju, Pajak adalah sumber utama dari pembelanjaan pemerintah, sebagian dari pengeluaran pemerintah adalah untuk membiayai administrasi pemerintahan dan untuk membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan, membayar gaji pegawai-pegawai pemerintah, membiayai sistem pendidikan dan kesehatan rakyat, membiayai pembelanjaan untuk angkatan bersenjata dan membiayai berbagai jenis infrastruktur yang penting artinya dalam pembangunan adalah beberapa bidang penting yang akan dibiayai pemerintah.
1.      Penentu-penentu pengeluaran pemerintah
a.       Proyeksi jumlah pajak yang di terima : Dalam menyusun anggaran belanja pemerintah harus terlebih dahulu membuat proyeksi mengenai jumlah pajak yang akan di terimanya.makin banyak jumlah pajak yang akan dapat di kumpulkan, makin banyak pula perbelanjaan pemerintah yang akan di lakukan.
b.      Tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai : mengatasi masalah pengangguran, menghidari inflasi, dan mempercepat pembangunan ekonomi. untuk mempercepat kegiatan tersebut seringkali membelanjakan uang yang lebih besar dari pendapatan yang di peroleh oleh pajak.
c.       Pertimbangan politik dan keamanan  : pertimbangan-pertimbangan politik dan kestabilan negara selalu menjadi salah satu tujuan penting dalam menyusun anggaran belanja pemerintah. kekacauan politik, keamanan. keadaan seperti itu akan menyebabkan kenaikan perbelanjaan pemerintah yang sangat besar.[2]




DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono .2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta : Rajawali Press
Amir, Amri . 2007. Perekonomian Indonesia Dalam Perspektif Makro. Bogor : Biografika
Wijaya, Faried. 1997. Ekonomika Makro, edisi 3. Yogyakarta : BPFE
 




[1] Sadono Sukirno, Teori Pengantar Ekonomi Makro, Ed. 3, (Jakarta : PT Rajawali Pers, 2010), Hal. 150 - 159
[2] Sadono Sukirno, Teori Pengantar Ekonomi Makro, Ed. 3, (Jakarta : PT Rajawali Pers, 2010), Hal. 168

No comments:

Post a Comment